Assalammualaikum...

Sadness, Happiness, and Love

Selasa, 25 Desember 2012

Pernikahan?


PERNIKAHAN. Kata yang mengandung makna kemuliaan. Kata yang akan membawa sepasang makluk Allah menjadi orang yang benar-benar merasa lengkap. Kata yang membuka lembar hidup baru bagi seseorang. Kata yang menjadikan dua keluarga menjadi satu. Kata yang menghantarkan seorang wanita akan mejadi seorang ibu, dan seorang pria menjadi ayah. Kata tersebut yang selalu didambakan sepasang kekasih untuk bisa diwujudkan.
                Namun, ternyata kata tersebut bisa menimbulkan masalah, membuat otak menjadi bekerja dari biasanya, menjadikan seseorang mengalami tingkat stress yang lebih tinggi, memberikan kesempatan orang untuk bisa saling mendebat, menumbuhkan kekecewaan terpendam, dan menjadikan kondisi finansial menjadi sedikit kacau ketika MEMPERSIAPKAN PERNIKAHAN.
                Oh betapa tidak mengertinya saya ternyata mempersiapkan pernikahan itu sangat membutuhkan begitu banyak persiapan, baik materil atau moril. Saya, bagian dari kekalutan mempersiapkan pernikahan kakak sepupu saya yang akan menikah di bulan maret tahun depan. Dua hari yang lalu saya ikut bersama kakak sepupu,tante, calon suami dan orangtuanya pergi memilih pakaian adat untuk resepsi serta disain dekorasi untuk gedung resepsi pernikahan. Proses tersebut lumayan membosankan dan membingungkan karena masing-masing pihak saling menyerahkan keputusan. Mereka sama-sama tidak berani mengambil pilihan dekorasi mana yang akan dipilih, baju mana yang akan dipakai  kelak pada resepsi. Pada akhirnya orang yang mempunyai usaha pelaminan tersebutlah yang memberikan sugesti terhadap pilihan mereka.
                Pemilihan dekorasi, pakaian adat untuk resepsi baru sebagian kecil dari persiapan untuk acara pernikahan tersebut. Begitu banyak persiapan dan pertimbangan dalam mempersiapkan acara pernikahan tersebut seperti pemilihan gedung, catering, undangan, souvenir, baju seragam, panitia pelaksana di  berbagai bidang, susunan acara dan lain sebagainya. Ribet, sangat ribet. Saya tidak tau betapa stressnya para calon  mempelai memikirkannya walau semuanya dibantu oleh keluarga. Menurut saya, semakin banyak keluarga, ide semakin beraneka ragam justru makin membingungkan. Dan pada akhirnya tetap kelurga inti kedua mempelai yang akan menentukan.
                Saya tidak pernah membayangkan bagaimana jika saya menikah kelak, apakah prosesnya akan serumit ini juga atau tidak. Bisa jadi semakin rumit jika banyak acara adat yang dilaksanakan. Andai saja suatu pernikahan bisa dilaksanakan sesimpel mungkin, namun biasanya justru karena pernikahan ini merupakan sesuatu yang bersejarah seumur hidup maka sebisa mungkin dilaksanakan seberkesan mungkin dengan persiapan yang maksimal.
                Mengingat bahwa kakak sepupu saya yang akan menikah ini berumur 1 tahun lebih tua dari saya, membuat saya juga kelak ingin menikah muda seperti dia. Rasanya terkadang tidak rela masa bermain kami tidak akan sebebas sekarang jika kelak dia mempunyai suami. Namun, rasa itu cepat ditepis karena kelak seorang wanita memang akan menjadi seorang istri dan saya harus berbahagia karena dia akan menyempurnakan agamanya. Semoga pernikahan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan kelak saya juga mendapatkan Pangeran Surga saya. Aamiin J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar