“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan?” Kalimat tersebut diulang sebanyak 31 kali
dalam Alquran Surat Ar-Rahman.
Diri
ini langsung tersadar ketika merasakan benar bahwa Allah Maha Cinta. Allah
menyayangi setiap makhluknya dengan luar biasa, tak terkecuali kepada saya.
Saya merasa malu kepadaNya karena selama ini saya masihlah makhlukNya yang
sering lupa mengingatNya. Saya lebih sering mengingat makhlukNya daripada Allah
itu sendiri. Saya lebih mencintai makhlukNya dan sering menangis rindu karena
makhlukNya daripada sang pencipta makhluk tersebut. Saya lebih banyak
berkomunikasi dengan makhlukNya daripada kepadaNya. Dan saya lebih banyak
menghabiskan waktu saya untuk urusan duniawi saya ketimbang mengingat kehidupan
saya kelak di akhirat.
Hati
bahagia luar biasa ketika saya menyadari bahwa Allah Maha Cinta. Allah begitu
mencintai saya dan menjaga saya dari hal yang lebih buruk yang menimpa saya.
Allah memberi saya ujian hati, namun di balik itu ada perlindungan yang
diberikanNya. Allah menegur saya dengan caraNya, dan setelah saya ikhlas dan bersahabat
dengan waktu, Allah memberi saya hadiah yang begitu saya dambakan, yaitu
Kebahagiaan . Tidak dapat dideskripsikan bagaimana bahagianya saya mengetahui
makna dibalik semua ujian ini. Allah telah membukakan mata saya semakin lebar
tentang makhlukNya yang selama ini saya puja. Allah memperlihatkan kecanggihan
mataNya kepada saya. Membuat saya takjub dan selalu berkata pada diri saya
sendiri “Meda, Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan?”
Sungguh
benar adanya cinta manusia itu semu, yang abadi hanyalah cinta kepadaNya. Saya
jadi teringat kutipan percakapan Delisa dengan Uminya dalam novel Hapalan
Shalat Delisa. Selesai shalat berjamaah, Delisa memeluk uminya dan berkata “Umi,
Delisa mencintai umi karena Allah”. Kalimat singkat namun memiliki makna yang
luar biasa dalam, mampu menggetarkan hati yang mendengarnya. Tidak ada alasan kita
mencintai seseorang selain meraih ridho Allah jika memang kita tidak ingin
cinta tersebut hanya menjadi embun dipagi hari dan menguap ketika siang
menjelang. Hilang.
Saya
memang bukanlah orang yang ahli dalam hal urusan percintaan dan saya bangga
dengan ketidakahlian saya itu karena itulah yang membuat saya diberi ilmu baru
oleh Sang Penguasa Ilmu. Untuk saat ini, saya merasa naik kelas dalam ilmu
tersebut karena saya telah mendapatkan hadiah dari ujian tersebut. Saya banyak
belajar dari kesalahan saya. Sekarang saya mengerti kenapa saya dipertemukan
dengan makhlukNya tersebut supaya saya bisa belajar, melewati ujian dengan baik, lalu mendapatkan hadiah.
Hidup adalah proses pembelajaran, dan untuk mengukur proses tersebut kita butuh ujian untuk menentukan apakah kita layak naik ke level yang lebih tinggi atau malah gagal dalam ujian tersebut. Dan yang perlu kita selalu kita yakini adalah Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan makhlukNya. Jika kita merasa sedang mendapat ujian, maka bersabarlah karena yang perlu kita lakukan hanyalah melewati ujian tersebut sebaik mungkin. Namun jika kita mendapat teguran karena dosa yang telah diperbuat, bersegeralah bertobat karena dalam Alquran surat Al- Baqarah ayat 222 “Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri”.
Hidup adalah proses pembelajaran, dan untuk mengukur proses tersebut kita butuh ujian untuk menentukan apakah kita layak naik ke level yang lebih tinggi atau malah gagal dalam ujian tersebut. Dan yang perlu kita selalu kita yakini adalah Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan makhlukNya. Jika kita merasa sedang mendapat ujian, maka bersabarlah karena yang perlu kita lakukan hanyalah melewati ujian tersebut sebaik mungkin. Namun jika kita mendapat teguran karena dosa yang telah diperbuat, bersegeralah bertobat karena dalam Alquran surat Al- Baqarah ayat 222 “Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri”.
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan?” kalimat
tersebut selalu bergema dihati. Sekarang Sang Maha Cinta telah bertahta di hati
saya, dan semoga saya selalu ingat bahwa kelak alasan saya mencintai Pangeran
Surga saya hanyalah semata karena Allah Sang Maha Cinta. Aamiin.