Assalammualaikum...

Sadness, Happiness, and Love

Minggu, 27 Januari 2013

Mom

Number one for me

I was a foolish little child
Crazy things I used to do
And all the pain I put you through
Mama now I'm here for you
For all the times I made you cry
The days I told you lies
Now it's time for you to rise
For all the things you sacrificed

Oh, if I could turn back time rewind
If I could make it undone
I swear that I would I would make it up to you
Mum I'm all grown up now
It's a brand new day
I'd like to put a smile on your face every day
Mum I'm all grown up now
And it's not too late
I'd like to put a smile on your face every day

Oh, oh, number one for me
There's no one in this world that can take your place
Oh, I'm sorry for ever taking you for granted,
Ooh I will use every chance
I get to make you smile, whenever I'm around you
Now I will try to love you like you love me
Only God knows how much you mean to me


Tiada pembahasan untuk lagu Maher Zain ini, cukup satu kalimat " i love this song so much" :) dan lagu ini setia menjadi playlist semenjak akhir tahun kemarin hingga sekarang.

Sabtu, 26 Januari 2013

Datang dan Pergi


Kita tak pernah tahu siapa yang akan datang dan pergi dalam kehidupan kita, siapa yang tidak sengaja akan kita temui esok hari. Sosok itu datang dan pergi dalam kehidupan saya. Dia kembali hadir disaat saya membutuhkan teman untuk berbagi. Datang untuk menghapus duka dan memekarkan hati saya kembali. Menghibur saya dengan candaannya. Menemani saya ditelefon di kala saya kesepian di kos. Menyemangati saya ketika saya mulai jenuh dengan skripsi. Membuat saya bermimpi kembali. Tidak pernah saya  bayangkan sosok yang dulu tidak pernah saya pertimbangkan kembali hadir disaat saya membutuhkannya. Sosok yang saya kenal bertahun-tahun yang lalu kembali hadir di saat yang tepat
 Sekarang, segalanya sudah mulai membaik. Saya sudah tidak lagi sendiri di kos, tidak lagi stress dengan skripsi, dan yang paling penting tidak lagi galau karena hal bodoh. Perlahan dia membiarkan saya kuat berdiri sendiri lagi. Perlahan kembali berlalu dan mengamati saya dari jauh . Saya tidak tahu bagaimana cara membalas kebaikannya, yang saya tahu dia adalah seseorang yang pernah dikirimkan sang Maha Cinta untuk membuat saya merasa bahagia. Hanya doa-doa terbaik  yang bisa saya kirimkan untuk kebaikannya di sana. Terima kasih wahai Pria Sholeh, semoga kita bertemu kembali J

Kamis, 24 Januari 2013

Kalimat Empati


Aneh rasanya ketika menulis tentang kesedihan orang lain disini. Sebenarnya ini bukan berfokus pada kesedihan orang tersebut, namun caranya menghadapi kesedihan itu. Setiap manusia ternyata memiliki cara masing-masing untuk mengatasi kesedihannya dan punya cara tersendiri untuk membentengi dirinya dari kesedihan berikutnya.
                Bulan Februari seharusnya menjadi bulan yang paling saya tunggu dengan sahabat saya  karena rencananya kami akan wisuda bersama. Memakai baju hitam ‘kebesaran’ dan  toga. Pupus. Wisuda bersama di bulan Februari itu pupus ketika dia tidak lulus dalam ujian komprehensif. Sangat kecewa pastinya karena kami telah merencanakan hari bahagia itu. Tapi bukan itu poinnya. Bukan kekecewaan gagal wisuda bersama, tapi tentang kegagalan sahabat saya itu.
                Dua hari sebelum dia ujian komprehensif saya sempat mengunjunginya di kos untuk mengambil sesuatu yang tertinggal di kosnya ketika saya menginap disana. Wajahnya yang biasa mulus mendadak berjerawat,padahal saya hanya tidak bertemu dengannya 4 hari saja . Malam itu dia mengatakan kalau dia tidak lulus, dia menyuruh saya menemaninya dan mengajaknya main seharian dan sayapun menyanggupinya. Ketika hari H pun tiba, saya menyemangatinya dan saya menunggu kabar baik darinya. Hari sudah beranjak sore namun saya belum mendapat kabar apapun darinya. Akhirnya saya beranikan mengirim pesan singkat menanyakan hasil ujiannya dan tidak mendapat jawaban apapun. Sore pun mulai berangsur berlalu, saya akhirnya memutuskan untuk menelfonnya dan saya mendapat kabar buruk, dia tidak lulus.
                Senja itu, orangtuanya datang ke tempatnya dan menjemputnya untuk pulang ke kampung halaman kami. Saya ditawari untuk ikut pulang dan saya pun ikut dengan mereka. Disepanjang perjalanan saya, papa dan mamanya hanya mendengar dia  mengeluarkan isi hatinya tentang ujian tersebut. Kami tidak berani membahas kerena takut dia makin kecewa. Ada yang unik dari sikap sahabat saya ini, dan justru membuat saya bertanya-tanya dalam hati. Dia tidak mau menerima kalimat empati dari siapapun. Sikap dia yang tidak biasa ini membuat saya takjub denganya. Mungkin dia hanya tidak ingin diingatkan lagi dengan kegagalannya itu jika menerima banyak kalimat empati dari orang lain.
                Sikap dia dan saya sangat bertentangan karena jika saya di posisi dia, saya akan  menghargai dan menerima kalimat empati dari siapapun walau dengan kalimat tersebut tidak akan mengubah apa yang telah terjadi tapi hal itu bukti masih ada yang peduli dengan kita, terlepas itu tulus ataupun tidak. Masalah ketulusan orang lain tentang memberikan kita semangat atau tidak, itu tidaklah penting karena jika mereka hanya berpura-pura,ya siap- siap saja mereka mendapatkan hal yang sama dari orang lain. Yang perlu kita lakukan hanyalah berpikiran positif terhadap orang lain dan menghargai bentuk kepedulian mereka.
                Sekarang yang bisa saya lakukan sebagai sahabatnya hanyalah berusaha mengiburnya dengan mengajak bermain seperti biasanya tanpa sedikitpun membahas lagi tentang kegagalan tersebut. Saya yakin suatu hari nanti sahabat saya akan memberikan saya kabar bahagia yaitu keberhasilan ujian komprehensif selanjutnya.
                Dear Ruby, semoga tahun ini rencana perjalanan liburan kita ke Jakarta hingga Jogja dapat terealisasi J